7 Kesalahan Umum dalam Pengembangan Proyek Agen AI dan Strategi Menghadapinya

Di bawah dorongan gelombang teknologi AI, proyek AI Agent di bidang kripto bermunculan bak jamur setelah hujan. Namun, banyak tim dalam proses pengembangan mudah terjebak dalam beberapa kesalahan umum. Artikel ini merangkum 7 jebakan utama dalam pengembangan proyek AI Agent dan memberikan strategi yang sesuai untuk menghadapinya.

1. Meniru Pelopor Secara Buta

Banyak tim mencoba untuk meraih kesuksesan dengan hanya menyalin pola proyek-proyek sukses, seperti tokenisasi agen AI dan merilisnya di blockchain baru. Namun, pendekatan ini sering kali sulit berhasil, terutama karena dua alasan utama:

• Pasar sudah dipenuhi dengan banyak token agen AI, hanya meluncurkan satu lagi akan sulit untuk menonjol.
• Struktur kolam likuiditas proyek awal dapat menyebabkan volatilitas tinggi dan kerugian permanen, membuat penyedia likuiditas enggan.

Saran:

• Menemukan posisi pasar yang tepat, menyelesaikan masalah praktis di bidang tertentu.
• Pilih struktur pool likuiditas yang lebih stabil, seperti pasangan altcoin dengan koin utama atau stablecoin.

2. Tim pendiri kurang memiliki kemampuan penjualan

Banyak tim teknis mengabaikan pentingnya penjualan. Sebagai promotor utama proyek, pendiri perlu memiliki kemampuan penjualan yang luar biasa.

Saran:

• Pendiri harus memimpin pekerjaan pemasaran dan aktif terlibat dalam interaksi komunitas.
• Anggota tim harus terus mendiskusikan dan mempromosikan produk, membangkitkan minat pengguna dan mendapatkan umpan balik.

3. Mengembangkan produk untuk memenuhi tren

Mengikuti tren pasar secara buta, seperti gelombang fork DeFi sebelumnya, dan bukan memenuhi kebutuhan nyata, seringkali sulit untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

Saran: Sebelum pengembangan, pertimbangkan pertanyaan berikut:

• Siapa pengguna yang ditargetkan?
• Apakah produk ini memenuhi kebutuhan nyata?
• Apakah sedang memaksakan penciptaan permintaan pasar yang tidak ada?
• Apakah token itu sendiri merupakan produk?

4. Penerbitan Token Sebelum Peluncuran Produk

Penerbitan token terlalu awal dapat menyebabkan tim terlalu fokus pada harga token, mengabaikan pengembangan produk.

Saran:

• Sebelum menerbitkan token, pastikan produk telah mencapai tingkat kecocokan pasar tertentu.
• Hanya pertimbangkan untuk menerbitkan token ketika produk memiliki efek jaringan yang jelas dan nilai nyata.

5. Mengabaikan "kelayakan" dari produk minimum yang dapat dilakukan (MVP)

Banyak tim mengabaikan pentingnya "kelayakan" dalam MVP, produk yang diluncurkan kurang memiliki nilai praktis.

Saran:

• Berkomunikasi secara mendalam dengan pengguna potensial untuk memahami kebutuhan mereka yang sebenarnya.
• Kembangkan produk dasar namun fungsional lengkap, yang memudahkan pengumpulan umpan balik pengguna dan iterasi.
• Sebelum memverifikasi nilai produk, pertahankan sikap terbuka dan jangan terikat pada asumsi Anda sendiri.

6. Kurangnya Tujuan dan Visi yang Jelas

Tanpa tujuan dan rencana yang jelas, proyek mudah terombang-ambing, merespons perubahan pasar secara pasif.

Saran:

• Menetapkan indikator kinerja utama (KPI) yang jelas dan terukur sejak awal peluncuran proyek.
• Menentukan dengan jelas standar keberhasilan proyek dan tonggak penting.
• Pertahankan fleksibilitas, sesuaikan strategi sesuai dengan situasi yang ada.

7. Menyeimbangkan Harapan Pengguna dan Investor

Proyek Web3 biasanya menghadapi dua jenis pendukung: spekulan yang memperhatikan harga token dan pengguna yang benar-benar peduli dengan produk. Terlalu bergantung pada pemasaran KOL dapat menarik banyak spekulan, bukan pengguna yang sebenarnya.

Saran:

• Menyusun strategi pemasaran yang tepat sasaran.
• Jangan hanya menjual token, tetapi jelaskan dengan jelas model ekonomi token dan mekanisme akumulasi nilainya.
• Menginvestasikan sumber daya ke dalam pembangunan kemitraan yang nyata, bukan pemasaran KOL jangka pendek.

Ringkasan

Proyek AI Agent yang sukses perlu menghindari jebakan umum ini, fokus pada memenuhi kebutuhan pengguna yang nyata, dan menciptakan nilai nyata. Kesuksesan jangka panjang proyek berasal dari inovasi yang berkelanjutan, eksekusi yang efisien, dan semangat tim yang tangguh, bukan hanya sekadar mengikuti tren pasar atau meluncurkan token. Tim pengembang harus memahami kebutuhan pengguna secara mendalam, terus memperbaiki produk, dan merumuskan strategi pengembangan yang berkelanjutan untuk berjuang demi perkembangan jangka panjang.