Posisi Ketua The Federal Reserve (FED) dalam Bahaya?
Tujuh tahun yang lalu, Powell dinyatakan sebagai ketua The Federal Reserve (FED) setelah dinyatakan oleh Trump. Kini, pertarungan politik ini telah berubah menjadi "kekacauan renovasi" yang tampaknya absurd. Kontroversi ini tidak hanya mengguncang pasar global, tetapi juga menempatkan Powell di pusat perhatian.
Perbedaan Kebijakan Menyebabkan Perlawanan Jangka Panjang
Konflik antara Trump dan Powell sudah lama terjadi, inti dari masalah ini adalah perbedaan arah kebijakan moneter. Sejak 2018, keduanya telah terlibat dalam perdebatan yang berkelanjutan mengenai masalah suku bunga. Trump berulang kali mengkritik Powell secara terbuka, menuduhnya menaikkan suku bunga terlalu cepat, yang mengancam perkembangan ekonomi.
Dengan pemilihan umum 2024 yang semakin dekat, kritik Trump terhadap Powell semakin tajam. Dia berulang kali menyerukan agar Powell mengundurkan diri, menuduhnya bertindak lambat dan tidak cukup agresif dalam menurunkan suku bunga. Namun, menurut hukum AS, presiden tidak memiliki wewenang untuk secara langsung memberhentikan ketua The Federal Reserve (FED) karena perbedaan kebijakan.
"Gelombang Renovasi" menjadi Titik Terobosan?
Pada bulan Juli tahun ini, kampanye Trump mengeluarkan serangan baru: menuduh Powell adanya pelanggaran besar dalam proyek renovasi kantor pusat The Federal Reserve (FED). Tuduhan ini dengan cepat menarik perhatian publik, dengan desas-desus bahwa Powell sedang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.
Menghadapi tekanan, Powell memilih untuk melawan. Dia meminta untuk melanjutkan pemeriksaan proyek renovasi dan menjelaskan secara rinci melalui saluran resmi alasan kenaikan biaya, membantah tuduhan "renovasi mewah".
Powell Menghadapi Berbagai Tantangan
Saat ini, Powell berada dalam dilema kebijakan: di satu sisi, perlu waspada terhadap potensi tekanan inflasi, di sisi lain harus memperhatikan tanda-tanda pendinginan pasar tenaga kerja. Penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat memicu ekspektasi inflasi yang tidak terkendali, sementara melanjutkan kenaikan suku bunga dapat menyebabkan gejolak pasar obligasi atau memicu krisis keuangan.
Selain masalah ekonomi, Powell juga menghadapi tekanan besar dari lapisan politik. Perang pertahanan ini telah membawa Powell ke momen tersulit dalam karirnya.
Pengaruh yang Mungkin Ditimbulkan oleh Pengunduran Diri Powell
Jika Powell mengundurkan diri karena tekanan, pasar keuangan global mungkin akan menghadapi gejolak yang hebat. Beberapa analisis menyatakan bahwa indeks dolar kemungkinan akan turun tajam dalam waktu dekat, dan pasar pendapatan tetap juga akan mengalami volatilitas yang signifikan. Lebih mengkhawatirkan adalah bahwa kondisi pembiayaan eksternal AS yang saat ini rentan dapat menyebabkan reaksi pasar yang lebih hebat dan lebih merusak.
Para ahli menunjukkan bahwa kemungkinan Powell mengundurkan diri lebih rendah, tetapi jika itu terjadi, akan menyebabkan kurva imbal hasil obligasi AS menjadi lebih curam, dan investor mungkin mengharapkan penurunan suku bunga, percepatan inflasi, serta melemahnya independensi The Federal Reserve (FED). Dalam situasi ini, dolar mungkin menghadapi tekanan depresiasi.
Untuk aset berisiko, meskipun ada pergantian ketua The Federal Reserve (FED), bukan berarti kebijakan moneter akan langsung beralih ke pelonggaran. Jika inflasi kembali meningkat, ketua baru mungkin juga terpaksa mempertahankan kebijakan ketat. Namun, jika suku bunga mulai diturunkan pada bulan September, dalam jangka pendek mungkin akan meningkatkan aset berisiko, termasuk pasar cryptocurrency.
Kontroversi seputar posisi ketua The Federal Reserve (FED) ini tidak hanya berkaitan dengan kebijakan moneter, tetapi juga merupakan pertarungan tentang kekuasaan dan independensi. Apapun hasilnya, ini akan memiliki dampak yang mendalam pada pasar keuangan global.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Ketegangan meningkat terkait ketua The Federal Reserve (FED), pengunduran diri Powell dapat memicu guncangan besar di pasar.
Posisi Ketua The Federal Reserve (FED) dalam Bahaya?
Tujuh tahun yang lalu, Powell dinyatakan sebagai ketua The Federal Reserve (FED) setelah dinyatakan oleh Trump. Kini, pertarungan politik ini telah berubah menjadi "kekacauan renovasi" yang tampaknya absurd. Kontroversi ini tidak hanya mengguncang pasar global, tetapi juga menempatkan Powell di pusat perhatian.
Perbedaan Kebijakan Menyebabkan Perlawanan Jangka Panjang
Konflik antara Trump dan Powell sudah lama terjadi, inti dari masalah ini adalah perbedaan arah kebijakan moneter. Sejak 2018, keduanya telah terlibat dalam perdebatan yang berkelanjutan mengenai masalah suku bunga. Trump berulang kali mengkritik Powell secara terbuka, menuduhnya menaikkan suku bunga terlalu cepat, yang mengancam perkembangan ekonomi.
Dengan pemilihan umum 2024 yang semakin dekat, kritik Trump terhadap Powell semakin tajam. Dia berulang kali menyerukan agar Powell mengundurkan diri, menuduhnya bertindak lambat dan tidak cukup agresif dalam menurunkan suku bunga. Namun, menurut hukum AS, presiden tidak memiliki wewenang untuk secara langsung memberhentikan ketua The Federal Reserve (FED) karena perbedaan kebijakan.
"Gelombang Renovasi" menjadi Titik Terobosan?
Pada bulan Juli tahun ini, kampanye Trump mengeluarkan serangan baru: menuduh Powell adanya pelanggaran besar dalam proyek renovasi kantor pusat The Federal Reserve (FED). Tuduhan ini dengan cepat menarik perhatian publik, dengan desas-desus bahwa Powell sedang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.
Menghadapi tekanan, Powell memilih untuk melawan. Dia meminta untuk melanjutkan pemeriksaan proyek renovasi dan menjelaskan secara rinci melalui saluran resmi alasan kenaikan biaya, membantah tuduhan "renovasi mewah".
Powell Menghadapi Berbagai Tantangan
Saat ini, Powell berada dalam dilema kebijakan: di satu sisi, perlu waspada terhadap potensi tekanan inflasi, di sisi lain harus memperhatikan tanda-tanda pendinginan pasar tenaga kerja. Penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat memicu ekspektasi inflasi yang tidak terkendali, sementara melanjutkan kenaikan suku bunga dapat menyebabkan gejolak pasar obligasi atau memicu krisis keuangan.
Selain masalah ekonomi, Powell juga menghadapi tekanan besar dari lapisan politik. Perang pertahanan ini telah membawa Powell ke momen tersulit dalam karirnya.
Pengaruh yang Mungkin Ditimbulkan oleh Pengunduran Diri Powell
Jika Powell mengundurkan diri karena tekanan, pasar keuangan global mungkin akan menghadapi gejolak yang hebat. Beberapa analisis menyatakan bahwa indeks dolar kemungkinan akan turun tajam dalam waktu dekat, dan pasar pendapatan tetap juga akan mengalami volatilitas yang signifikan. Lebih mengkhawatirkan adalah bahwa kondisi pembiayaan eksternal AS yang saat ini rentan dapat menyebabkan reaksi pasar yang lebih hebat dan lebih merusak.
Para ahli menunjukkan bahwa kemungkinan Powell mengundurkan diri lebih rendah, tetapi jika itu terjadi, akan menyebabkan kurva imbal hasil obligasi AS menjadi lebih curam, dan investor mungkin mengharapkan penurunan suku bunga, percepatan inflasi, serta melemahnya independensi The Federal Reserve (FED). Dalam situasi ini, dolar mungkin menghadapi tekanan depresiasi.
Untuk aset berisiko, meskipun ada pergantian ketua The Federal Reserve (FED), bukan berarti kebijakan moneter akan langsung beralih ke pelonggaran. Jika inflasi kembali meningkat, ketua baru mungkin juga terpaksa mempertahankan kebijakan ketat. Namun, jika suku bunga mulai diturunkan pada bulan September, dalam jangka pendek mungkin akan meningkatkan aset berisiko, termasuk pasar cryptocurrency.
Kontroversi seputar posisi ketua The Federal Reserve (FED) ini tidak hanya berkaitan dengan kebijakan moneter, tetapi juga merupakan pertarungan tentang kekuasaan dan independensi. Apapun hasilnya, ini akan memiliki dampak yang mendalam pada pasar keuangan global.