Evaluasi Risiko Sentralisasi Lido: Dampaknya Mungkin Dilebih-lebihkan

Dengan peralihan Ethereum dari mekanisme POW ke POS, Lido sebagai salah satu penerima manfaat terbesar menarik perhatian luas dari komunitas. Terutama ketika Lido menolak "pembatasan diri" dan berencana untuk melakukan ekspansi lebih lanjut, diskusi mengenai potensi ancamannya menjadi topik hangat.

Beberapa orang khawatir bahwa kebangkitan Lido dapat melemahkan karakteristik desentralisasi Ethereum, menyebabkan konsentrasi node dan mengancam keamanan jaringan. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kekhawatiran ini lebih merupakan alat pemasaran yang bertujuan untuk memperlambat laju pertumbuhan Lido. Terlepas dari pandangan mana yang dipegang, semua pihak memiliki alasan masing-masing.

Artikel ini akan menganalisis secara mendalam pangsa pasar Lido dan risiko sentralisasi, serta mengevaluasi secara objektif dampaknya terhadap desentralisasi Ethereum dan keamanan jaringan.

Lido Memimpin Pasar Staking Ethereum Menimbulkan Kekhawatiran

Lido adalah proyek yang mengatasi kurangnya likuiditas token staking di blockchain PoS. Ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan versi tokenisasi dari dana yang disetorkan melalui metode staking yang likuid, sehingga meningkatkan likuiditas staking.

Sejak diluncurkan pada tahun 2020, Lido telah menjadi platform staking likuid pilihan untuk beberapa blockchain PoS seperti Ethereum 2.0. Berbeda dengan metode tradisional yang memiliki ambang batas minimum 32ETH, Lido memungkinkan pengguna untuk melakukan staking dengan jumlah berapa pun, yang secara signifikan mengurangi ambang akses. Namun, seiring dengan pertumbuhan pesat Lido, potensi ancamannya terhadap desentralisasi Ethereum juga menimbulkan kekhawatiran. Saat ini, Lido telah melakukan staking 8.813.670ETH, menguasai 31,8% pangsa pasar staking Ethereum.

Pangsa pasar yang tinggi ini menarik perhatian pendiri Ethereum, Vitalik. Dia sebelumnya telah menyarankan agar semua penyedia layanan staking membatasi pangsa pasar mereka di bawah 15%, sementara Lido saat ini telah melampaui batas tersebut.

Ada pandangan yang menyatakan bahwa Lido mengoperasikan lebih dari 38% validator, lebih dari dua kali lipat yang dapat dikendalikan oleh entitas tunggal manapun. Fenomena sentralisasi ini menimbulkan kekhawatiran tentang sentralisasi Ethereum. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa Lido mengendalikan sejumlah besar Ether yang dipertaruhkan dan menguasai lebih dari 90% pangsa pasar staking likuid, yang mungkin menghadapi risiko pemotongan validator, serangan pemerintahan, dan kerentanan kontrak pintar. Oleh karena itu, menyelesaikan masalah pangsa pasar Lido yang terlalu besar menjadi sangat penting.

Bahaya sentralisasi Lido mungkin telah dibesar-besarkan

Meskipun Lido akan mencapai batas keamanan pertama dengan total jumlah staking 33%, pendekatannya yang menolak untuk membatasi diri telah memicu keraguan. Namun, kekhawatiran ini mungkin mengabaikan beberapa masalah kunci.

Pertama, ada perbedaan dalam keaslian dan transparansi data pangsa pasar. Lido sebagai protokol on-chain, datanya sepenuhnya terbuka dan transparan. Sementara beberapa platform bursa terpusat yang berada di belakangnya, tingkat keterbukaan datanya tergantung pada kebijakan mereka sendiri. Oleh karena itu, pangsa Lido yang mendekati 33% mungkin memiliki sedikit masalah.

Selain itu, meskipun data tersebut akurat, bahaya yang ditimbulkan oleh pangsa 33% Lido mungkin telah dilebih-lebihkan. Lido mendistribusikan dana kepada 29 operator terpilih untuk melakukan staking, sehingga risiko terdistribusi. Selain itu, operator node tidak memiliki motivasi untuk berbuat jahat, karena hal ini akan mengakibatkan mereka "dipotong" dan kehilangan sumber pendapatan, yang secara ekonomi tidak masuk akal.

Risiko terbesar saat ini mungkin terletak pada mekanisme operator node yang ditunjuk oleh Lido. Jika operator ini mencapai konsensus dalam kepentingan, mereka mungkin membentuk kartel untuk mengejar keuntungan yang lebih tinggi. Namun, kemungkinan terjadinya situasi ini juga tidak tinggi, karena Lido memiliki standar ketat dalam memilih operator, memastikan keragaman untuk menghindari sentralisasi. Bahkan jika masalah muncul, aspek sosial dapat campur tangan untuk mengeluarkan node jahat.

Lido mencerminkan masalah sentralisasi yang lebih luas

Situasi Lido dapat dianggap sebagai salah satu manifestasi dari masalah sentralisasi Ethereum, bukan sebagai akar masalah. Faktanya, situasi serupa mungkin akan terulang di proyek lain. Dalam konteks otonomi komunitas, anggota mungkin lebih cenderung memilih arah yang menguntungkan diri mereka sendiri daripada yang menguntungkan ekosistem secara keseluruhan.

Komunitas Lido menolak pembatasan sentralisasi melalui pemungutan suara, yang menunjukkan bahwa desentralisasi sepenuhnya sulit untuk dikendalikan. Sebenarnya, kekhawatiran tentang tren sentralisasi telah muncul sejak Ethereum beralih ke mekanisme POS, karena pemangku kepentingan besar dapat mendominasi verifikasi transaksi, yang mengarah pada konsentrasi kekuasaan.

Dalam hal ini, Lido bukanlah kasus yang paling parah. Sebagai "aliansi" yang terdiri dari 29 operator node, Lido sendiri memiliki karakteristik desentralisasi tertentu. Sebaliknya, platform bursa terpusat mungkin menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap desentralisasi Ethereum. Tanpa Lido, platform-platform ini mungkin dengan cepat menguasai sebagian besar pasar staking, bahkan memicu intervensi pemerintah.

Transisi Ethereum ke POS membawa banyak keuntungan, tetapi juga memunculkan masalah sentralisasi. Situasi Lido memberikan kesempatan untuk membahas masalah ini, mendorong semua pihak untuk bekerja sama mencari keseimbangan antara keuntungan POS dan risiko sentralisasi.

Solusi Potensial untuk Masalah Lido

Untuk mengatasi kekhawatiran tentang pangsa pasar Lido yang terlalu besar, beberapa solusi berikut dapat dipertimbangkan:

1. Mendukung token staking likuid non-mainstream: Pendiri Ethereum Vitalik mengusulkan untuk mendukung token LSD lain selain stETH sebagai jaminan, untuk mendiversifikasi pangsa pasar.

2. Pembatasan Diri: Lido dapat membatasi pangsa pasarnya dalam jangka waktu tertentu untuk mendorong diversifikasi pasar.

3. Meningkatkan desentralisasi internal: memastikan setiap pihak yang mempertaruhkan memiliki keamanan kegagalan yang memadai dan langkah-langkah respons.

4. Mencegah penipuan harga: Membangun mekanisme regulasi dan manajemen risiko yang efektif untuk menjaga keadilan pasar.

5. Menambah operator node: Mengurangi risiko sentralisasi melalui peningkatan jumlah dan keragaman.

6. Membangun pagar sistem: Mendirikan mekanisme pengawasan yang wajar dan kerangka manajemen risiko, memastikan sistem aman dan stabil.

7. Mekanisme Penyesuaian Otomatis: Ketika pangsa pasar melebihi target, biaya pengguna secara otomatis akan meningkat, mengarahkan pangsa untuk tetap dalam rentang yang wajar.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, Lido dapat mengurangi dampaknya terhadap desentralisasi Ethereum, sekaligus meredakan kekhawatiran pasar, yang membantu melindungi stabilitas dan keamanan seluruh ekosistem.

Kesimpulan

Mengenai kontroversi yang ditimbulkan oleh Lido, satu sudut pandang yang patut dipikirkan adalah: jika tidak ada protokol likuiditas terdesentralisasi seperti Lido, pasar staking mungkin akan didominasi oleh bursa terpusat. Dalam situasi ini, bagaimana kita dapat membatasi bursa terpusat tersebut? Ini mengingatkan kita bahwa saat mengevaluasi dampak Lido, kita perlu mempertimbangkan berbagai aspek pasar secara menyeluruh, memastikan pengembangan jangka panjang ekosistem, serta menjaga persaingan yang adil di pasar.